Beranda | Artikel
Pengaruh Harta Haram untuk Kehidupan
Minggu, 10 September 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Pengaruh Harta Haram untuk Kehidupan adalah tabligh akbar yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dan Ustadz Dr. Erwandi Tarmidzi, M.A. pada Ahad, 24 Safar 1445 H / 10 September 2023 M.

Tabligh Akbar Tentang Pengaruh Harta Haram untuk Kehidupan

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ‎﴿٨٨﴾‏ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ‎﴿٨٩﴾‏

“Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan membawa hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara`[26]: 88-89)

Maka, keselamatan hati itu segala-galanya. Ini adalah pengaruh yang paling dahsyat daripada makanan yang haram.

Sebab-Sebab Seseorang Berani Memakan Makanan Yang Haram

Ada beberapa sebab yang menyebabkan seseorang berani untuk memakan makanan yang haram:

1. Sedikitnya rasa takut dan rasa malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Rasa takut dalam merupakan kekuatan bagi seorang hamba dalam menghadapi hal-hal yang haram dan maksiat. Kalau kita tidak punya rasa takut kepada Allah, kita tidak akan peduli dengan apa yang Allah haramkan kepada kita. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji para malaikat karena rasa takut mereka kepada Allah. Allah berfirman:

يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ…

“Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka…” (QS. An-Nahl[16]: 50)

Allah juga memuji orang-orang yang senantiasa menyeru Allah karena penuh rasa takut dan berharap. Allah berfirman:

…يَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا…

“Mereka senantiasa menyeru Kami dengan penuh rasa takut dan rasa berharap.” (QS. Al-Anbiya[21]: 90)

Rasa takut adalah merupakan sifat para Nabi dan sifat orang-orang yang bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan rasa takut yang terbesar adalah ketika kita sendirian, saat tidak ada orang yang melihat, saat kita berada di kamar sendirian tidak ada yang melihat. Kita yakin Allah mengawasi diri kita. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang takut kepada Allah saat sendirian. Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ 

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb mereka bil ghaib (ketika dia sendiri), bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Mulk[67]: 12)

Subhanallah! Saudaraku, jangan sampai pengawasan Allah menjadi yang paling remeh di hati kita daripada pengawasan makhluk. Ketika kita berada di sebuah ruangan yang penuh dengan CCTV, mungkin kita tidak akan berani berbuat sembarangan. Ketika ada orang yang mengawasi, mungkin kita akan merasa ketakutan. Tapi ketika tidak ada CCTV dan tidak ada orang yang mengawasi, hanya Allah yang melihat kita, disitulah terlihat hakikat bahwa kita memang orang-orang yang takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Makanya, sebagian ulama Salaf mengatakan: “Jangan kamu jadikan Allah yang paling hina yang mengawasi dirimu.”

Apakah ternyata pengawasan manusia lebih agung di hati kita daripada pengawasan Allah? Ini saja lebih berat daripada dosa.

2. Terlalu Tamak untuk mendapatkan Harta Yang Banyak

Ketika seseorang tamak, dia tidak peduli lagi dengan yang halal dan haram. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah menyebutkan bahwa orang seperti ini lebih berbahaya daripada serigala yang dilepaskan di tengah-tengah kelompok kambing. Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

“Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepaskan di tengah-tengah kelompok kambing itu lebih berbahaya daripada orang yang tamak terhadap harta dan kedudukan, dan itu sangat membahayakan agamanya.” (Dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Al Jami’: 5620)

Ketamakan ini menyebabkan banyak manusia tertutup matanya. Mereka hanya memikirkan bagaimana bisa meraih kesenangan, kenikmatan, dan harta, tanpa memperhatikan apakah itu halal atau haram, apakah itu dapat mendatangkan murka Allah atau tidak.

Untuk melawan sifat tamak yang luar biasa terhadap harta, sangat penting bagi kita untuk menyadari hakikat kehidupan dunia. Dunia adalah sesuatu yang hina. Harta hanya akan mendatangkan hisab yang berat di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Oleh karena itu, orang yang memahami dan sadar akan hakikat kehidupan dunia, insyaAllah dia akan berhati-hati.

Orang yang hatinya dipenuhi oleh cinta dan tamak terhadap harta. Mereka tidak akan menjadi seperti Qarun yang tidak pernah puas. Harta hanya membuatnya lebih tamak, rakus, sombong, dan ia pun berpaling dari peringatan-peringatan Allah.

3. Kebodohan

Sebab yang ketiga ini adalah sebab yang paling rendah. Karena ketika seseorang tahu hukumnya haram, dan dia punya rasa takut kepada Allah, maka insya Allah akan dia tinggalkan.

Namun, jika kebodohan ini terus dipelihara dan tidak mau menuntut ilmu, ini sangat berbahaya. Siapapun kita, jangan sampai ridha dirinya jahil. Demi Allah, kebodohan adalah musuh diri kita.

Kita semua tidak ingin disebut bodoh, dan banyak di antara kita marah ketika disebut bodoh. Adapun Salafush Shalih tidak marah disebut bodoh. Karena memang manusia itu hakikatnya bodoh. Allah mengatakan:

…إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab[33]: 72)

Yang kita tidak tahu lebih banyak daripada yang kita tahu. Tapi jangan sampai kita ridha dengan kebodohan. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk terus belajar, mengkaji dan mengkaji.

4. Sedikitnya Rasa Wara (Kehati-Hatian)

Wara adalah kunci agama seseorang hamba dan sumber berbagai macam kebaikan bagi seorang hamba. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullahu Ta’ala ketika mendefinisikan sifat wara, yaitu menjauhi segala sesuatu yang dikhawatirkan akan memberikan mudarat bagi akhirat kita.

Contoh dari wara adalah seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pernah menemukan sebuah kurma di bawah tempat tidurnya dan memakannya. Setelah memakannya, Beliau tidak bisa tidur. Ketika Aisyah bertanya mengapa Beliau tidak tidur malam itu, Rasulullah menjawab: “Semalam aku makan kurma, sementara ada kurma-kurma sedekah. Aku khawatir kurma itu termasuk kurma sedekah.”

Contoh lain adalah Abu Bakar, yang pernah diberi makanan oleh budaknya. Setelah selesai makan, Abu Bakar bertanya asal-usul makanan tersebut, dan budak tersebut mengaku bahwa makanan itu berasal dari hasil upah pura-pura menjadi dukun ketika dia masih berada dalam masa jahiliyah (sebelum masuk Islam). Mendengar hal tersebut, Abu Bakar langsung memuntahkan seluruh makanan yang telah dimakannya. Ini adalah wara. Padahal sebenarnya tidak berdosa bagi Abu Bakar jika dia tidak memuntahkannya, sebab beliau tidak tahu.

Demikian pula, Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya bahwa Umar bin Khattab pernah minum susu yang diberikan padanya. Setelah minum susu itu, dia mengetahui bahwa susu tersebut berasal dari unta-unta sedekah. Tanpa ragu, Umar langsung memuntahkan susu tersebut.

Jangan sampai ada sesuatu yang ternyata bisa memberikan mudharat untuk kehidupan akhirat kita.

Bahaya Makanan Haram

Bahaya makanan haram untuk kehidupan kita sangatlah banyak.

Bahaya makanan haram dalam kehidupan kita banyak sekali.

1. Dicabutkan keberkahan

Allah berfirman tentang riba:

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ…

“Allah mencabut keberkahan riba dan menyuburkan sedekah…” (QS. Al-Baqarah[2]: 276)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الْبَيِّعانِ بالخِيارِ ما لَمْ يَتَفَرَّقا، فإنْ صَدَقا وبَيَّنا بُورِكَ لهما في بَيْعِهِما، وإنْ كَذَبا وكَتَما مُحِقَ بَرَكَةُ بَيْعِهِما.

“Dua orang yang berjual-beli ada hak khiyar (pilihan untuk membatalkan atau tidak) selama keduanya belum berpisah. Apabila keduanya jujur menjelaskan aib yang ada padanya, maka diberkahi jual beli mereka berdua. Namun, apabila keduanya berdusta dan menyembunyikan aib, maka akan dicabut keberkahan dari jual beli mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika kita tidak jujur dalam jual beli, ini saja dapat mencabut keberkahan. Apalagi jika kita memakan sesuatu yang sifatnya haram. Maka ini akan menghilangkan barakah dalam hidup kita.

Harta yang tidak berkah, walalupun banyak, tidak ada kebaikan pada harta tersebut. Tapi ketika harta itu berkah, walaupun sedikit, maka akan banyak kebaikannya. Dia bisa bersedekah dan yang lainnya.

2. Membuat Doa Tidak Diijabah

Makanan yang haram dapat membuat doa tidak diijabah. Imam Muslim meriwayatkan dalam sahihnya, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أيُّها النَّاسُ إنَّ اللَّهَ طيِّبٌ لا يقبلُ إلَّا طيِّبًا ، وإنَّ اللَّهَ أمرَ المؤمنينَ بما أمرَ بِه المرسلينَ فقالَ يَا أيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ…

“Hai manusia! Sesungguhnya Allah itu thayyib dan tidak menerima kecuali yang thayyib (halal). Sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin sama dengan yang Allah perintahkan kepada para Rasul.

Allah berfirman: ‘Wahai para Rasul, makanlah dari yang thayyib-thayyib (halal), dan beramal shalihlah…’

Allah juga berfirman: ‘Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang halal yang Kami berikan kepada kalian.’

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang seorang laki-laki yang panjang dalam perjalanan safarnya, rambutnya kusut dan berdebu, ia angkat kedua tangannya ke langit sambil berkata: ‘Yaa Rabb, Yaa Rabb,’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaian yang dia kenakan haram, dan dia diberi gizi dari yang haram, bagaimana akan diijabah doanya?” (HR. Muslim)

3. Rusaknya hati seorang hamba

Bahayanya makanan haram adalah rusaknya hati seorang hamba. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الَحرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ…

“Sesungguhnya yang halal itu jelas, yang haram itu jelas, dan di antara keduanya ada perkara-perkara samar yang banyak orang tidak mengetahuinya. Siapa meninggalkan yang syubhat, sungguh ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang jatuh kepada syubhat, ia akan jatuh kepada yang haram. Seperti penggembala yang menggembalakan kambing-kambingnya di sekitar daerah yang terlarang. Hampir-hampir kambing itu akan masuk ke daerah yang dilarang tersebut. Ketahuilah, setiap raja memiliki daerah-daerah larangan. Sesungguhnya darah larangan Allah itu keharaman-keharamanNya. Ketahuilah sesungguhnya dalam tubuh kita ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik maka baik seluruh tubuh. Apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk seluruh tubuh, ketahuilah ia adalah hati.” (HR. Bukhari)

Setelah Rasulullah menyebutkan tentang halal dan haram, kemudian Rasulullah menyebutkan tentang pentingnya menjauhi syubhat, lalu Rasulullah menyebutkan tentang masalah hati. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata bahwa ini adalah peringatan yang menunjukkan betapa agungnya masalah hati dan anjuran untuk memperbaiki hati. Dan ini isyarat bahwa makanan yang halal (demikian pula yang haram) sangat berpengaruh untuk hati.

Sebagian Salaf berkata:

 إن العبد يأكل أكلة فيتقلب قلبه

“Seorang hamba gara-gara makanan sesuap, hatinya bisa berubah.”

4. Senang kepada kemaksiatan

Makanan yang haram menyebabkan anggota tubuh lebih senang kepada kemaksiatan. Berkata Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu:

إنَّ لِلْحَسَنَةِ نُورًا في القَلْبِ، وضِياءً في الوَجْهِ، وقُوَّةً في البَدَنِ، وزِيادَةً في الرِّزْقِ، ومَحَبَّةً في قُلُوبِ الخَلْقِ…

“Sesungguhnya amal shalih adalah cahaya untuk hati, cahaya di wajah, menimbulkan kekuatan pada badan, tambahan rezeki, dan dicintai oleh makhluk. Sebaliknya, kemaksiatan menyebabkan wajah hitam, hati gelap, badan lemah, rezeki berkurang, dan menyebabkan makhluk benci kepadanya.”

Orang yang sering mengonsumsi makanan haram akan mempengaruhi tingkah laku dan perbuatannya.

5. Ibadah tidak diterima

Gara-gara makanan yang haram, ibadah kita tidak diterima. Ibnu Abbas berkata:

والذي نفسُ محمَّدٍ بيدِه إنَّ الرَّجُلَ لَيقذِفُ اللُّقْمَة الحرامَ في جوفِه، ما يُتقبَّلُ منه أربعينَ يومًا

“Demi Dzat yang diri Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada di tanganNya, ada orang yang memasukkan satu suap yang haram ke perutnya, gara-gara itu tidak diterima amalnya 40 hari.”

6. Terhalang untuk masuk surga

Imam Muslim dan Ahmad meriwayatkan dalam shahihnya, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنِ اقْتَطَعَ حَقَّ امرئٍ مُسْلِمٍ بِيَمِينِهِ، فَقَدْ أَوْجَبَ الله لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Siapa yang mengambil harta seorang muslim dengan tanpa hak, maka Allah wajibkan dia masuk neraka dan Allah haramkan ia masuk surga.” (HR. Muslim dan Ahmad)

7. Diadzab di kuburnya

Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa ada budak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang bernama Mid’am. Ketika beliau mendudukkan untanya Rasulullah untuk istirahat, tiba-tiba dia terkena panah dan meninggal dunia. Para sahabat berkata: “Selamat, dia masuk surga.” Tapi ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:

كَلاَّ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنَ الْمَغَانِمِ، لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ، لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا

Lihat juga: Ghulul Penyebab Adzab Kubur

Maka hati-hati saudaraku. Jangan sampai ada sesuatu yang haram dalam hidup kita.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Dengarkan dan Download Kajian Tabligh Akbar Tentang Metode Menangkal Syubhat

Jangan lupa untuk turut menyebarkan kebaikan dengan membagikan link download tabligh akbar ini ke media sosial Antum. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan Antum semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53301-pengaruh-harta-haram-untuk-kehidupan/